Thursday, 15 February 2024

Sejarah Penemuan Payung & Perkembangannya di Masa Modern

payunganak2 |  Payung menjadi salah satu barang yang digunakan sebagai pelindung dari hujan dan terik matahari. Payung sejatinya memiliki sejarah penemuan panjang dalam peradaban manusia, dari masa kuno hingga perkembangannya di zaman modern. Kata "payung" dalam bahasa Inggris disebut umbrella, berasal dari bahasa Latin umbra dan memiliki arti "bayangan" atau "teduh". 

Payung juga disebut parasol yang berasal dari bahasa Prancis, para artinya "melindungi dari" dan sol yang berarti "matahari". Dalam bahasa Prancis, payung disebut parapluie. Pluie berarti "hujan", sedangkan para diasumsikan berasal dari bahasa Latin dan dari kata parare yang berarti "untuk melindungi". 

Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), "payung" diartikan sebagai alat pelindung badan supaya tidak terkena panas panas matahari atau hujan. Payung biasanya terbuat dari kain atau kertas bertangkai dan dapat dilipat-lipat serta terkadang dipakai sebagai tanda kebesaran. Lantas, bagaimana asal-usul payung itu sendiri, sehingga dalam peradaban modern barang ini bisa digunakan sebagai alat pelindung hujan dan matahari serta berbentuk kain seperti sekarang?





Sejarah Penemuan Payung Masa Awal 

Sejarah awal penemuan payung dalam peradaban manusia diperkirakan sejak 5.000 tahun yang lalu. Menukil sumber Historycooperative, penemuan payung dikaitkan dengan peradaban Mesopotamia (sekitar Irak sekarang) di Asia Barat. Penggunaan payung kuno di zaman itu digunakan sebagai pelindung dari sinar matahari yang sangat terik di Mesopotomia. 

Payung ini diyakini dibuat dari daun palem atau papirus yang memang memiliki bentuk lebar. Di Mesopotamia dan Mesir Kuno, payung digunakan eksklusif oleh kalangan kelas atas. Namun, sejarah payung seperti yang digunakan saat ini diyakini berasal dari peradaban kuno Tiongkok atau China pada sekitar 3500 Sebelum Masehi (SM). 

Payung dari China ini memiliki tiang atau tongkat dari bambu dan menggunakan bentangan kulit binatang di atasnya. Payung telah digunakan sebagai pelindung hujan dan matahari, namun payung di masa itu diduga tidak tahan air seperti payung modern, sehingga payung di masa ini memiliki masa penggunaan singkat. Payung tahan air dipercaya ditemukan 500 tahun setelahnya.

Penggunaan payung kemudian menyebar hingga Eropa. Payung datang ke Benua Biru berasal dari orang-orang Romawi dan Yunani yang melakukan perjalanan ke Mesir Kuno.

Tutankhamun atau Firaun dari Dinasti ke-18 Mesir (1333 SM-1324 SM) dan keluarga kerajaan menggunakan payung yang terbuat dari bulu atau daun lontar untuk melindungi dari terik matahari. 

Kedekatan hubungan Kekaisaran Romawi dan Yunani dengan Mesir di masa itu dipercaya menjadi asal muasal payung di Eropa. Payung dari Eropa yang dibawa Romawi dan Yunani kala itu hanya digunakan kalangan kelas atas saja. 

Penggunaan payung untuk kalangan elite juga diketahui saat Raja Prancis, Henri II, menikah dengan Catherine de Medici pada 1553. Dalam upacara pernikahan itu, payung juga digunakan oleh para pengiring pengantin wanita. Pada abad 16 M, payung dianggap sebagai aksesoris feminin di Eropa. 

Seorang penjelajah asal Inggris bernama Jonas Hanway menjadi salah satu orang yang berperan mengubah kebiasaan itu. Ia membawa payung selama 30 tahun hingga kemudian payung tidak melulu dikaitkan dengan gender lagi.

Sejarah Perkembangan Payung di Zaman Modern 

Payung terus mengalami perkembangan hingga berevolusi serta dikomersilkan. Pada 1830, toko pertama payung dibuka di London, Inggris oleh James Smith. Toko itu bernama James Smith & Sons dan masih menjual payung hingga hari ini. Kemudian, payung berevolusi dengan menggunakan tongkat baja atau besi. Payung seperti itu ditemukan pengusaha asal Inggris bernama Samuel Fox pada 1852. Samuel Fox terinspirasi dari korset yang biasa dikenakan wanita pada masa itu. Ia mematenkan payung tersebut dan menjual desainnya kepada James Smith & Sons.






No comments:

Post a Comment

Payung Anak: Perlindungan Sempurna di Musim Hujan

payunganak2  -  Musim hujan telah tiba, dan bagi para orang tua, perlindungan terhadap anak-anak mereka menjadi prioritas utama. Salah satu ...